Untuk Nenek
penjual krupuk:
Kutemukan
lara dalam senyum yang terlempar
Di jemputnya
senja dengan pasrah
Duduk
dibawah tiang listrik
Meski bakul
dari anyaman bambu masih penuh krupuk
Dipesannya
segelas teh tanpa gula
Seorang
datang menghampiri, krupuk berganti uang
Kembali ia
lemparkan senyum
Sekilas
lelah pun lenyap
Satu jam
berlalu
Ia masih
dengan posisi yang sama, duduk
Sesekali
berdiri dan kembali duduk
Hingga
petang memanggil dan direbahkan tubuh ringkihnya di salah satu lapak pasar
Bringharjo
Rambut,
Hanya beberapa helai berwarna hitam selebihnya putih
Lekukan
diwajah seperti gelombang laut dimusim hujan
Menghantam
hidup dengan kemauan
sudah hampir
seabad ia lakukan begitu
Seminggu
sekali ia pulang
Naik bus,
turun Wonosobo
“Selagi kita
baik sama orang, jangan takut menghadapi hidup” Pesannya padaku
*Hasil
pengamatan dan obrolan
Malioboro,
Ahir Januari 2012
Comments
Post a Comment