Judul :
Sebelas Patriot
Penulis :
Andrea Hirata
Penerbit :
Bentang Pustaka
Terbit : Mei 2011
Jumlah
Halaman : 125
Peresensi : Khanif Rosidin
Sepak
bola, siapa yang tak kenal dengan permainan ini? Saya kira tidak ada. Tua,
Muda, anak-anak, Laki-laki, perempuan semua senang bermain atau pun sekedar
melihat permainan ini. Kita dapat melihat bagaimana ramainya pendukung
Timnas saat tim Merah Putih bermain, seperti saat laga SEA GAMES XXVI
2011.
Ketika Indonesia khususnya pulau Bangka dan Belitong masih di jajah Belanda,
mereka Tidak hanya mengeruk sumber daya alam negara kita, tetapi juga menjajah
bangsa kita dalam pelbagai permainan seperti Lari Maraton, Renang, Catur, Bulu
Tangkis, tak terkecuali Sepak bola. Semua dilakukan VOC (Vereenigde
Oost-Indische Compagnie) dengan membentuk Meskapai timah yang nantinya
membentuk unit-unit lain selain parit tambang seperti dok kapal, bengkel,
logistik dan sebagainya. Semua unit di kelola layaknya sebuah perusahaan. Para
karyawan di beri kesempatan membentuk tim olaraga.
Van
Holden yang saat itu membawahi wilayah ekonomi Pulau Bangka dan Belitong.
memerintahkan agar hari lahir Ratu Belanda dirayakan dan di peringati
sebagai peristiwa penting. Perayaannya itu biasanya di tandai dengan
pertandingan olaraga dalam kompetisi piala Distric beheerder. Orang
jajahan bertanding sesama orang jajahan, atau Belanda melawan orang jajahan.
Tapi tentu saja, sehebat bagaimana pun, orang jajahan tidak boleh menang
melawan Belanda.
Mengalah.
hanya itu yang harus di lakukan, menang berarti menantang (lancang) terhadap
orang Belanda dan hukumannya mulai dari di siksa, di buang ke sebuah pulau
untuk membangun mercusuar atau gudang senjata, bahkan bisa Nyawa melayang. Di
Halaman 13 di ceritakan, Rusli Makadam yang pintar bermain catur dan
selalu menjadi juara di kampung. Jika melawan Belanda, dia melihat luncus
seperti baru melihat saudarah jauh yang baru pulang.
Suatu
hari Terdengar sebuah kabar ada tiga saudarah yang memiliki bakat alam dalam
permainan Sepak Bola. Kabar tersebut ahirnya sampai di teliga Van Holden, Van
Holden yang penasaran ahirnya, menyempatkan waktu untuk menonton pertandingan
Sepak Bola ketiga saudara tersebut. Kehebatan mereka bukanlah isapan jempol,
tiga saudarah bagaikan meriam yang siap meledakan lawan-lawannya. Pada sebuah
pertandingan yang disaksikan oleh Van Holden dan para petinggi Meskapai,
Pelatih Amin yang tak lain pelatih tim kuli parit tambang terpaksa
membangkucadangankan ketiga saudarah dan di kemudian hari tiga saudarah
tersebut di larang bertanding. Akan tetapi pada sebuah pertandingan mereka tak
dapat menahan diri untuk tidak bermain sepak bola sebab sepak bola bagi mereka
adalah kegembiraan satu-satunya, mereka nekat tampil. Kejadian tersebut membuat
pelatih Amin sekaligus tiga bersaudarah tersebut di ringkus tentara Belanda
dibawa ke tangsi(tempat penyiksaan) setelah babak belur, mereka lalu di buang
ke sebuah pulau. Demi cinta! Cinta pada tanah air.
Di tahun 1945 keberadaan Belanda mulai terancam, Pak Amin serta tiga
bersaudarah di kembalikan lagi. Tak beberapa lama kemudian, ada lagi kompetisi
sepak bola. Mereka berempat dilarang turut andil namun semangat patriot mereka
tak menghiraukan larangan itu. Puncaknya, pada final antara tim Belanda melawan
tim kuli parit tambang tiga saudarah itu membuat kocar-kacir pertahanan tim
Belanda dan bisa di tebak hasilnya. Tim kuli parit tambang keluar sebagai
pemenangnya. Suara Indonesia! Indonesia! Indonesia! Bergerumuh. Saat itu adalah
saat yang paling ayah senangi sebab ia bisa mencetak Gol kemenangan namun
disatu sisi hal itu membuat ia cacat, tempurung kaki ayah di hancurkan tentara
Belanda yang benci dengan gol tersebut.
Ikal, Tokoh utama yang di hadirkan Andrea Hirata dalam Novel “Sebelas Patriot”
ini sangatlah menyayangi ayahnya, meski pada awalnya dia mengangap bahwa
ayahnya hanya seorang biasa, Kuli PN Timah. Namun semua itu berubah saat ia
menemukan album foto, foto seorang laki-laki memegang piala meski pada bagian
wajahnya agar pudar gambarnya. Yang setelah diselidiki laki-laki tersebut
adalah salah satu dari tiga bersaudarah hebat, Ayahnya sendiri.
Dan
dari pemburu tua Pak Cik (teman sejawat ayah) Ikal, mulai tambah menyukai sepak
bola ia bertekad untuk berlatih lebih keras lagi agar masuk seleksi
pemain PSSI. Baginya ia harus meneruskan cita-cita ayahnya sebagai pemain
hebat, sayap kiri.
Namun bukan kesuksesan yang ia dapat, ia gagal lulus seleksi penerimaan pemain
baru PSSI.
Novel
“Sebelas Patriot” ini sangat inspiratif, motivativ, serta pengunaan
istilah-istilah dalam sepak bola menjadikan novel ke tujuh Andrea Hirata ini
semakin menarik. Dalam hal inspiratif di ceritakan pada Halaman 44 tentang
filosofi Buah-buahan pelatih Toharun (anak dari pelatih Amin), mengunakan nama
buah pada teknik sepak bola seperti tendangan pisang tendangan
melengkung bagai buah pisang yang diajarkan pada pemain sayap. sundul labu
siam bagi striker, kuda-kuda buah nangka bagi para defender, dan
bagi penjaga gawang tekniknya bernama durian runtuh.selain itu novel ini
juga dilengkapi dengan sebuah CD berisi tiga lagu karya Andrea Hirata “PSSI aku
datang”, “Sebelas Patriot”, dan “Sorak Indonesia” semakin menambah
menarik. So, Seperti endresmen Ahmad Syafi’i Ma’arif pada novel
ini “Betapapun runyamnya bangsa ini, Andrea menunjukan bahwa kita masih punya
harapan”
Selebihnya
selamat membaca dan mengapresiasi!
Nb: Resensi buku ini sebenarnya sudah saya tulis lama dan di muat di blog-ku satunya, yang tlah di non aktifkan. hehe
Comments
Post a Comment