Cover |
Judul
|
Tahun-Tahun Yang Sulit: Mari Mencintai Indonesia
|
Penulis
|
T. Jacob
Etty Indriati (ed.)
|
Penerbit
|
Yayasan Obor Indonesia (Jakarta)
|
Tahun terbit
|
2001
|
Jumlah Halaman
|
Xxx+318
|
ISBN
|
979-461-365-7
|
Mencintai
Indonesia- sudakah kita
mencintai Indonesia? Ada sebuah pepatah mengatakan, “daripada hujan emas di
negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri.”
Mungkin sebagian dari kita pesimis
terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta,
kita masih belum bisa melahirkan sebelas pemain sepak bola kelas dunia, maraknya
tindakan korupsi, lemahnya penegakan hukum, dan persoalan-persoalan lainnya,
memang menunjukan PR yang harus diselesaikan.
Sebuah esai imajinatif ditulis
Profesor Jacob, Hidung Pinocchio, tentunya pembaca kenal dengan kisah
anak kecil dari kayu ciptaan Gepetto. Dikisahkan setiap Pinocchio berbohong, maka
hidungnya akan memanjang. Coba dibayangkan kalau Pinocchianisasi hidung dapat
diterapkan sang Pencipta pada insan Indonesia. Kita akan melihat betapa
banyaknya orang lalu-lalang dengan hidung panjang. *saya membayangkan kasus
tabrakan hidung, haha
Menurut Profesor Jacob, mencintai
Indonesia banyak ragamnya, dan yang penting justru sering dilupakan atau
dilupa-lupakan. Mencintai tanah air berarti tidak melakukan korupsi, tidak
menaikan biaya pembangunan, tidak mengembang-biakan pungli, apalagi kalau mau
mengembalikan hasil korupsi dan KKN.
Bekerja dengan rajin, tekun dan
jujur, meskipun upah mingguannya jauh lebih rendah daripada sepotong produk
yang dihasilkan, sudah merupakan bukti kecintaan kepada bangsa dan negara. Uang
adalah alat penukar, dan yang harus dicintai adalah tujuan perjuangan dan
tujuan hidup. Itulah cinta Indonesia sejati. (hal.122)
Buku ini merupakan kumpulan esai
Profesor Jacob yang dimuat di harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta selama
tiga tahun, yakni tahun 1996, 1997 dan 1998.
Kumpulan esai masa ORBA ini dibagi
menjadi enam bagian, yaitu perilaku anarkis dan kekerasan; asli Indonesia
atau transformasi, lingkungan pun ikut mengamuk, reformasi dan gerakan
mahasiswa, etika kehidupan, Jepang dan Cina selayang pandang, serta antropologi
umum dan sosial budaya.
Mari mencintai Indonesia. Bukankah
cinta tanah air adalah sebagian dari iman?
Selamat membaca J
Comments
Post a Comment