Rekam Jejak Gerakan Mahasiswa



Sejarah gerakan mahasiswa sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan dapat dikatakan bahwa gerakan mahasiswa mempunyai andil yang cukup besar dalam kemerdekaan.
Pada tahun 1908, lahir sebuah gerakan pemuda Boedi Oetomo,[1] yang merupakan wadah perjuangan pertama kali dan memiliki struktur organisasi secara  modern. Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda pelajar - mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA. Wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.
Disamping itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah satunya Mohammad Hatta yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam mendirikan Indische Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging tahun 1922. Perubahan ini merupakan adaptasi terhadap kebutuhan dan perkembangan zaman. Dimana pada mulanya adalah kelompok pusat kegiatan diskusi, berubah menjadi wadah dengan orientasi politik yang jelas. Dan dikemudian hari, sebagai upaya untuk lebih mempertegas identitas nasionalisme yang tengah diperjuangkan, organisasi ini kembali berganti nama baru menjadi Perhimpunan Indonesia, tahun 1925.
Kehadiran berbagai gerakan pemuda seperti Boedi Oetomo, Indische Vereeninging, Sarekat Islam, dan lain - lain pada masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya. Dalam sejarah Indonesia,  gerakan mahasiswa diabadikan dengan berbagai model. Satu di antaranya dengan model angkatan atau generasi sebagaimana berikut :
a.       Generasi 1908, dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak - hak kemanusiaan di kalangan rakyat Indonesia demi merebut kemerdekaan, serta mendorong semangat rakyat melalui penerangan - penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk berjuang membebaskan diri dari penindasan dan kolonialisme.
b.      Berkat kerja keras gerakan mahasiswa tersebut, maka pada tahun 1945 Indonesia menyatakan sikap sebagai Negara yang merdeka dengan dibacakannya teks Proklamasi oleh Sukarno – Hatta. Namun, setelah kemerdekaan bukan berarti gerakan mahasiswa berhenti atau berakhir. Malah gerakan – gerakan mahasiswa seperti PMII, HMI, GMNI, dan lain – lain, semakin banyak bermunculan. Tentunya, pada waktu itu, masih dengan dengan misi atau tujuan yang sama yakni mencerdaskan bangsa meskipun pada perkembangannya mulai memberikan warnanya sendiri – sendiri.
c.       Pada era 1970-an (era rezim Orde Baru), pemuda dan mahasiswa Indonesia mengalami distorsi gerakan. Sikap konfrontasi mahasiswa terhadap pemerintahan yang KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), berujung pada permainan rekayasa dan kooptasi kebijakan pemerintahan Orde Baru, yang hanya mempertahankan status quo. Selanjutnya, melalui kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan Koordinasi Mahasiswa), gerakan mahasiswa benar - benar tereduksi oleh sikap otoritarianisme penguasa. Akibatnya mahasiswa hanya disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus sebagai rutinitas akademik semata. Dimana yang ada tidak lebih dari aktivitas belajar - kerja sosial, dis natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda, yang kesemuanya itu membuat mahasiswa sulit untuk melakukan kegiatan di luar kampus.
d.      Pada tahun 1998 dengan Perjuangan keras seluruh elemen bangsa dimana mahasiswa sebagai motor penggeraknya, telah memaksa Soeharto lengser dari kursi kepresidenan. Tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998. Mahasiswa dengan dukungan seluruh komponen bangsa  berhasil menggusur rezim Orde Baru, dan menggantinya ke era pemerintahan baru yaitu Orde Reformasi, sesuai tuntutan mahasiswa kala itu. Dalam bahasa Eep Saefulloh Fatah, reformasi didefinisikan sebagai “Era transisi menuju demokrasi”. Kejatuhan Soeharto merupakan tonggak penting dari keberhasilan perjuangan mahasiswa angkatan ‘98 dalam kiprahnya mendorong terjadinya perubahan di negeri ini.
Mahasiswa yang sebelumnya memiliki isu yang sama, yakni Soeharto sebagai musuh bersama, maka pasca jatuhnya Soeharto gerakan mahasiswa seakan - akan kehilangan arah. Fenomena semakin redupnya gerakan mahasiswa pasca reformasi terjadi di mana - mana. Menurut Dr. Alfian, dosen UI dan peneliti Katalis menyebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya problema dalam pergerakan mahasiswa adalah fragmentasi lantaran prinsip ideologi yang menancap pada sekelompok mahasiswa yang condong mengarah pada “Perbedaan Idealisme” sehingga mengerucut menjadi perpecahan dalam gerakan mahasiswa.
Selain itu dengan semakin terbukanya media massa (baik cetak maupun elektronik) serta munculnya berbagai LSM membuat peran gerakan mahasiswa semakin menyempit dan akhirnya (bisa bisa) menghilang. Meskipun ada yang mengatakan bahwa reformasi sesungguhnya telah gagal, namun belum membuat gerakan mahasiswa bersatu untuk melawannya.
Menurut Indro Tjahjono, Ketua Nasional Gerakan Mahasiswa 1977 / 1978, kebijakan yang selama ini diterapkan oleh pemerintah dalam bidang ekonomi dan politik masih belum berubah dibandingkan saat rezim Soeharto dahulu berkuasa. Sistem demokrasi yang diterapkan masih berupa demokrasi kapital, yaitu demokrasi yang tunduk kepada mereka yang memiliki uang. Maka tak heran, bila dalam masa reformasi ini keadaan Indonesia masih saja sama bahkan dalam beberapa hal bertambah buruk
Bahkan kata Bim-Bim, drummer Slank, Reformasi memang membuka kebebasan bagi tiap individu namun kalau dulu korupsi hanya ada pada instansi tertentu, tapi sekarang hampir rata di semua instansi pemerintahan. Orang yang tidak korupsi adalah orang alim atau orang yang belum memiliki kesempatan untuk korupsi. Tutur Bim-Bim saat ditanya  reporter TV One tentang reformasi.

          dan jika anda seorang aktivis(orang yang ikut organisasi) sudah seyogyanya anda merefleksi ulang gerakan yang telah anda ikuti/yakini. agar nantinya anda tidak tersesat dalam organisasi anda sendiri.
           tulisan singkat ini saya ahiri dengan sebuah pernyataan "Salam Pergerakan".




[1] Dalam beberapa literatur sejarah, disebutkan bahwa gerakan ini dibidangi langsung oleh para Kiai - kiai .

Comments