Manusia = Salmon




Penulis                  : Raditya Dika
Cetakan Pertama : 2011
Penerbit                  : Gagas Media
Jumlah Halaman : 258


Kadang kita sering kali mengangap remeh hal-hal kecil di sekitar kita. Membiarkannya lewat begitu saja. Sebaliknya, ada pula orang yang yang mampu menangkap hal sepele, lantas diolah menjadi sebuah bahan lelucon. Raditya Dika (Selanjutnya ditulis Dika) salah satunya. Dalam bukunya, 'Manusia Setengah Salmon' Dika membahas mengenai kentut, bau ketet, mencabut gigi dsb menjadi cerita yang lucu... yang bagi saya selama ini adalah hal-hal sepele di atas, itu biasa saja.

Buku ini membahas sembilan belas bab yang isinya bercerita tentang pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati.

Dalam bab pertama, Dika, menulis tentang kentut, yang oleh dia diberi judul Ledakan Paling Merdu. Bokapnya adalah orang yang hobi kentut. Bahkan, kentut menjadi rutinitas wajib di pagi hari. Senam kentut, begitulah bokapnya menamainya. Menurut keyakinan bokapnya, "Setiap pagi ada gas di perut kita yang harus dipaksa keluar, hasil tidur semalam. Kalau gas ini enggak keluar, nah, kita bisa sakit. Jadi, kentut di pagi hari itu sehat". Katanya yakin. (Halaman 2)

Teknis kentutnya simpel, langkah awalnya; badan tiduran, menarik nafas dalam-dalam, angkat pinggul ke atas, lalu ngeden dan..... PREEET terdengar merdu, soal bau itu tergantung indera penciuman anda. Note: Adegan kentut diatas, dilakukan oleh orang profesional. Jangan dicoba di rumah, tanpa didampingi ahlinya. (Kentut aja, kog malah jadi adegan smack down)

Selain tentang kentut, dalam buku ini juga berisi tentang Twit penulisnya di twitter. Tanya jawab penulis dengan para Follower-nya berkaitan tentang ujian. Rumus: T=Tanya, J=Jawab.

T : Bang boleh nulis rumus matematika di paha gak?
J  : Boleh. Yang gak boleh nulis rumusnya di paha pengawas.

T : Bang kalau pas UN pengawasnya kesurupan gimana?
J  : Tanya setan apa yang masuk ke badannya. Kalau setannya pinter, minta jawaban.

Dua tanya jawab di atas merupakan contoh yang ada di bab Akibat tanya pada orang yang salah tentang ujian 

Hal-hal  serem pun, dijadikan bahan lelucon. Interview with the hantus Salah satu hantu yang di Interview adalah pocong. Berikut salah satu petikan percakapannya:

Dika: Bisa diceritakan pengalaman gentayangan terbaik anda selama menjadi hantu?

Pocong: Ah. Waktu itu saya pernah gentayangan disebuah kelab malam. 'Ajep ajep' kalau kata manusia. Saya loncat dan loncat dan loncat semalaman, rasanya senang sekali. Soalnya, saya biasanya loncat-loncat sendiri, tetapi ini satu ruangan ramai-ramai loncat, jadi saya tidak merasa sendirian. Saya meloncat dengan kepala godek ke kiri dan ke kanan. Saya dapat teman banyak malam itu.
.....selebihnya bisa dilihat pada halaman 140.

Masalah jomblo juga dibahas. Tapi di sini saya tidak mau mengulasnya. hehe

Selanjutnya, yang menurut saya merupakan inti dari buku ini. Bab terahir Manusia Setengah Salmon, hasil refleksi penulis dalam melihat hidup yang baginya seperti ikan salmon. Setiap tahunnya ikan salmon akan bermigrasi, melawan arus sungai, berkilometer jauhnya hanya untuk bertelur. Pejalanan salmon-salmon ini tidak gampang. Di tengah berenang, banyak yang mati kelelahan. Banyak juga yang menjadi santapan beruang yang menunggu di daerah-daerah dangkal. Namun, salmon-salmon ini tetap pergi, tetap pindah, apapun yang terjadi.

Bagi penulis, bahwa esensi kita menjadi makhluk hidup adalah pindah. Di mulai dari kecil, kita pindah dari rahim ibu ke dunia nyata. Lalu, kita pindah sekolah, lalu pindah pekerjaan. Dan, pada ahirnya, kita pinda hidup. Mati, pindah ke alam lain.

Kita pun pasti mengalami perpindahan, menjadi tua, menjadi kaya, menjadi hebat dsb. Hidup sesunguhnya adalah potongan-potongan antara perpindahan satu dengan lainnya. Kita hidup diantaranya.

Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Kalau pindah indentik dengan kepergian, maka kesedihan menjadi salah satu yang mengikutinya.

Selamat mengapresiasi karya !!!
  

Comments