Bersyukur

Satu hal yang paling penting dilakukan manusia adalah bersyukur. Syukur merupakan bentuk/ungkapan terima kasih kita kepada Tuhan. Penyebabnya bisa bermacam-macam, tapi, bersyukur atas udara yang kita hirup tiap detik menjadi hal yang tak bisa kita elakan. Udara tak bisa kita korupsi. Bahkan, saat kita tidur kita masih menghirup udara.

Saya di sini bermaksud menceritakan tentang peristiwa yang saya alami, bentuk ungkapan bersyukur saya. Sebagai 'santri', sering saya mendapat rezeki dari warga sekitar pondok. Rezeki yang sering saya dan/ teman-teman saya peroleh adalah makanan. Entah sudah berapa kali kami menerimanya. Pernah suatu ketika ada warga baru yang membuat rumah tak jauh dari pondok, sebut saja namanya Ibu Aris (nama disamarkan), ibu Aris sekeluarga itu pernah memberikan ayam goreng dalam jumlah banyak, padahal jujur saja, orang yang menetap di pondok cuma 4 orang (itu pun yang stanby cuma 2 ekor, eh, 2 orang) lebih banyak santri kalong-nya.Pernah pas bulan puasa ada satu kardus mie instan di halaman pondok, gak ngerti awalnya siapa yang memberi, usut punya usut ternyata yang memberi ibu Aris, parahnya, kami tau itu saat mie-nya sudah jadi bubur *kayak nasi aja*, sudah habis mie-nya. Dan banyak lagi yang sudah beliau berikan kepada kami.

Ini sisi lainnya, setiap kali ibu Aris memberikan sesuatu, saya lah yang menjadi pihak 'tersangka'. Temen-temen sering bilang, "Wah dikasih mertua terus nih" sindir teman-teman. Apalagi sering beliau memberi sesuatu itu lewat saya. Alasan pertama, Mungkin karena saya adalah orang yang lebih beliau kenal dibanding teman-teman lainnya. Alasan kedua, mungkin dari sekian wajah teman-teman, wajah saya adalah wajah orang melas, wajah orang tanpa masa depan yang cerah. Dan bahayanya, alasan kedua ini yang lebih dominan. hahaha

Ada lagi, seorang simbah-simbah yang sering memberi kita (pakek kita, biar tidak terkesan hanya saya pengemisnya, haha) nasi dan jajan. Sudah tak terhitung berapa kali beliau melakukannya. Kita seperti domba-domba tersesat, kumpulan orang-orang terbuang yang butuh diayomi *lebay*.

Yang paling membuat saya penasaran, sekitar seminggu yang lalu, ada orang yang memberi roti dan snack. Tapi, tidak tau siapa yang memberi. Tiba-tiba, saat bangun tidur, ada roti dan snack (di masukan dalam kresek) mengantung di gagang pintu. Sampai saat ini belum ketemu siapa yang memberi. Saya sudah tanya RT, RW, Camat, Tukang somai, pedagang bakso keliling tidak ada yang ngerti. Aneh bukan? *toeng-toeng*

Rezeki memang datangnya tiba-tiba, tak diduga-duga, kayak cinta. Khusus yang terahir, hanya buat kamu. Selain beberapa cerita di atas, sebenarnya banyak sekali alasan kenapa saya harus bersyukur. Saya pribadi tak pernah meminta pada orang-orang di atas untuk memberikan sesuatu kepada saya. Tapi mereka dengan niat iklas dan tulus memberi. Ini satu hal yang sudah jarang saya temui, yang minta-minta aja jarang di kasih apalagi yang tidak minta? semoga ini bisa menjadi kesadaran kolektif masyarakat, khususnya saya pribadi.

Mari bareng-bareng bilang Alhamdulillah :-)   

Comments