Rokok


PUNTUNG

Puntung yang tercecer di atas meja
menjelma bangkai
seperti nyawa manusia yang terbunuh percuma
di medan perang
tanpa pedang

Nyala api
asap yang terbang seperti merpati
dari sebatang kretek sisa tadi pagi
kuhisap dalam-dalam
tak peduli walau jantung tertikam

Walau gugur
pahlawan sejati tak akan kabur
ketika peluru telah tertancap
membela diri pun tak lagi sempat
relakanlah jasad
ke alam kuburaku akan berangkat

Tak harus bagaimana
jangan dikata sia-sia
karena terkadang kita memang harus mati
walau cita perlahan sirna
dan terkadang pengorbanan harus rela
datang di saat yang tak biasa

(Yogyakarta, Desember 2010)

Comments