Media Massa


http://3.bp.blogspot.com/-E3sdnTGjK8A/TVggUBelk3I/AAAAAAAAABY/VNkWQjnwlG8/s200/mass-media.jpg
“Saya lebih takut pada media massa daripada senjata”
Demikian ungkapan Napoleon Bonaparte ratusan tahun yang lalu. Media massa kini telah menjelma sebagai alat propaganda yang sangat efektif, bisa membuat seseorang yang jahat menjadi baik begitu pula sebaliknya bisa membuat orang baik menjadi jahat dalam waktu sekejap.
Media massa adalah saluran atau alat yang di gunakan dalam proses komunikasi massal (untuk orang banyak).

Sejarah 
penemu mesin cetak pertama kali adalah Johannes Gensfleisch Zur Laden Zum Gutenberg (sekitar 1398 - 3 Februari 1468) seorang pandai logam berkebangsaan Jerman yang memperoleh ketenaran berkat sumbangannya bagi teknologi percetakan pada tahun 1450-an
Pada awal mulanya komunikasi yang terjadi di dunia ini hanyalah dari mulut ke mulut namun seiring berkembangnya teknologi maka di buat lah semacam alat komunikasi massal seperti koran, majalah, televisi, radio, internet dan lain sebagainya.
Dari kesekian itu saya Cuma mengambil contoh surat kabar meskipun nantinya ada tambahan dari media massa lainnya.
Surat kabar
Sejak di temukan alat mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman
Surat kabar sendiri merupakan media massa yang paling tua di bandingkan dengan jenis media massa lainnya.
Setidaknya keberadaan surat kabar di Indonesia ada enam periode yakni masa zaman Belanda, masa penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, masa Orde lama, masa Orde baru, dan terahir massa reformasi sampai sekarang
1. Zaman Belanda
pada tahun 1828 di Jakarta di terbitkan javasche courant yang memuat berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa. Sedangkan di Surabaya ada Soerabajash Advertentiebland terbit di tahun 1835 yang kemudian berganti nama menjadi Soerabajash Niews en Advertentiebland. Di semarang terbit Semarangsche Advertentiebland dan Semarangsche Courant dll. Surat kabar yang terbit pada masa ini tidak mempunyai arti secara politis, kerena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya (jumlah) tidak lebih dari 1000-1200 eksemplar setiap kali terbit. Semua penerbit terkena aturan, setiap penerbitan tidak boleh diedarkan sebelum di periksa oleh penguasa setempat.
            Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang di kuasai belanda setidaknya terdapat 28 surat kabar, 16 berbahasa Sunda dan 12 berbahasa melayu di antaranya adalah Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari, bintang Djohar, Selompret Melayu, dan Tjahaja Moelia.
2. Zaman Jepang
            Ketika Jepang datang ke Indonesia, surat-surat kabar yang ada di Indonesia di ambil pelan-pelan ada juga yang di larang. beberapa surat kabar di satukan dengan alasan pengematan alat-alat atau energi. Namun, tujuan sebenarnya adalah agar pemerintah jepang dapat lebih mudah mengawasi dan memperketat isi surat kabar. Kantor berita Antara pun di ambil alih dan diteruskan oleh kantor berita Yashima yang selanjutnya berada di bawah pusat pemberitaan jepang yakni Domei.
            Setidaknya ada lima media yang mendapat izin terbit di masa Jepang: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.
3. Zaman kemerdekaan
            Di awal kemerdekaan, Indonesia pun melakukan perlawanan terhadap sabotase komunikasi yang di lakukan oleh orang-orang jepang. Pada saat ini surat kabar di jadikan alat propaganda seperti yang di lakukan oleh Eddie Soeraedi dalam surat kabar berita Indonesia dia menjadikan surat kabar ini untuk mempropaganda rakyat agar berbondong-bondong kelapangan Ikada Jakarta untuk rapat raksasa (19 September 1945 ). Surat kabar yang ada di massa ini di antaranya : Merdeka didirikan oleh B.M Diah, Harian Rakyat, Soeara Indonesia dan lain sebagainya
4. Zaman Orde lama
            Masa ini ( presiden Soekarno)  sebuah surat kabar semakin sulit memiliki izin untuk terbit (SIT), hal ini di lakukan setelah di umumkannya dekrit presiden pada tanggal 5 juli 1959 mengenai kembalinya sistem ke UUD 1945 yang mengatur larangan kegiatan politik termasuk pers. Keadaan seperti ini di manfaatkan oleh partai komunis Indonesia (PKI) yang pada saat itu sangat menaruh perhatian terhadap pers. PKI memanfaatkan para buruh surat kabar untuk melakukan mogok secara halus yakni dengan cara memperlambat kerja sehingga banyak kolom surat kabar yang tidak terisi, sehingga menjelang deadline ahirnya kolom tersebut di isi dengan iklan gratis. Sebagaimana yang di alami oleh Soerabaja Post dan Harian Pedoman di Jakarta.
5. Zaman Orde baru
            Ketika kekuasaan di pegang oleh Soeharto nasib surat kabar semakin buruk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah besar. Surat kabar yang melakukan perlawanan atau pun yang memuat berita kejelekan pemerintah banyak yang di bredel, Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan contohnya.
6. Zaman Reformasi sampai sekarang
            Setelah lengsernya presiden Soeharto dan di gantikan oleh B.J Habibie merupakan titik kebebasan pers di masa ini mulai banyak bermunculan surat kabar atau media massa bak jamur di musim hujan. Orang bisa membuat media massa dengan tujuan politik maupun ideologi dengan mudah ( misal: Metro TV atau TV One )
            Sekarang ini kebebasan media masa (surat kabar) sangat susah di bendung bahkan kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono pemerintah sulit untuk mengontrol media massa jadi media massa itu sendiri yang mengontrol meskipun di sini nantinya juga ada kontrol KPI (komisi penyiaran Indonesia)  serta dewan pers.
Jenis Media Massa:
1. Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas.

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.
3. Media Online (Online Media, Cybermedia), yakni media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web).
Peran Media Massa
Denis McQuail (1987) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni:
1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi.
2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
4. Wahana pengembangan kebudayaan tatacara, mode, gaya hidup, dan norma.
5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.
 

Fungsi-Fungsi Media Massa
Menurut UU No. 40/1999 tentang Pers media massa berfungsi:
1. Menginformasikan (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Pengawasan Sosial (social control) pengawas perilaku publik dan penguasa.

Daftar bacaan
Denis McQuail, Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa), Erlangga, 1987
Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala. 2004. komunikasi massa: suatu pengantar. Bandung; Simbiosa Rekatama Media
Sejarah media massa wikipedia.com

Comments