Mengalaukan Kegalauan

Siapa yang tak pernah Galau? Saya kira tak ada. Semua orang pasti pernah merasakan, entah sedikit atau banyak (baca: Candu Kegalauan) kecuali ia tak punya perasaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  ber·ga·lau adalah a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak karuan (pikiran); ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau. Disini saya lebih senang mengartikanya sebagai keadaan fikiran yang tidak karuan bisa diakibatkan oleh kesibukan, aktivitas, atau masalah asmara (cinta). Untuk Galau yang bermula dari cinta adalah masalah ke-Galau-an yang paling sulit dihilangkan, bisa berdampak sistemik.

Seperti dua sisi mata uang, Keadaan Galau bisa menjadi positif atau negatif. Menjadi Positif jika orang yang sedang Galau menjadikan keadaan ini sebagai motivasi untuk semakin produktif dalam berkarya atau sekedar untuk instropeksi diri. Namun sebaliknya keadaan Galau ini bisa menjadi negatif jika orang yang sedang Galau menjadi semakin malas melakukan sesuatu atau dalam bahasa lain semakin sunyi (menyendiri) merasa menjadi orang yang tak berharga dll.

Contoh yang lagi up to date adalah tentang Ke-Galau-an masyarakat menyikapi keadilan di bangsa ini. Bagaimana tindakan mencuri (Ghosob) Sandal seorang polisi membuat AAL (15 tahun) terancam hukuman 5 tahun penjara. Ke-Galau-an masyarakat di ekspresikan dalam bentuk pengumpulan 1.000 sandal. Saya jadi miris Cuma gara-gara sandal yang harganya tak lebih dari 30 ribu bisa dipenjara 5 tahun. Wuih ngeri sumpah, memang perbuatan itu salah tapi pantaskan jika ia diganjar seperti itu? meski sandal saya pernah di ghosob tapi bagi saya itu tidak adil.

Seorang teman pernah bilang, “statusmu lebay-lebay, kamu pasti sedang Galau”. Saat itu saya jadi berfikir, apakah gara-gara Galau saya membuat status lebay? Atau gara-gara status lebay aku jadi Galau? Aku tak tahu lah itu. Membingungkan. Hukum Klausalitas.

Ke-Galau-an ibarat bayangan yang selalu mengikuti kemana kita melangkah. Bahkan, saat tak ada cahaya (lampu mati), bayangan ini semakin menyelimuti pikiran. Mengajak berangan-angan. Dan menungguh berlabuh di Hatimu. wkwkwk

Bagi para Galauisme, selamat menikmati ke-galau-an.

Comments