Risau Pantai


Anak pantai, mesti saya terlahir di daerah pesisir tapi saya jarang sekali bermain dipantai salah satu alasannya adalah tempatnya kotor. Menjadi muara dari sampah kehidupan. Menyalakan televisi, menghabiskan waktu. Selalu begitu.

Sampai saat kau datang, bagai mutiara laut, mensilaukan pantai dan imajinasiku. Setiap bulan selalu ada pantai yang menandai kalederku. Tak terkecuali hari ini, seharian bermain di pantai hingga matahari memanggil rembulan. Ombak besar, air keruh, juga tawaku hilang bersamaan dengan ingatan tentangmu.

Bebal sekali, Di pantai membasahkan pikiran juga emosi ini.
Tak ada pakaian ganti hanya berselimut pasir.
Malam tiba, aku pulang dengan ribuan butir pasir yang masih melekat dibadan. Kepalaku penuh ketombe pasir.
Menikmati hujan, hingga aku sendiri tak dapat membedakan antara air hujan dan air mata.

Aku pun mencoba menuliskannya semua, namun huruf-huruf sudah rapuh. Sulit untuk ku rangkai.

Comments