Lupa dan Lapar

Siang: Menjadi Notulen rapat BMR
Pasang wajah polos, cuek. Membiarkan mulut-mulut berjalan sendiri, teliga tertutup emosi perut. Lapar. Sudah sejak pukul 14.21 kita ngobrol di Caffe yang setelah Saya baca di Banner depannya bertuliskan 'Obrolan warung kopi' meski berbagai jenis minuman kopi telah masuk di tenggorakan tapi belum mampu menghilangkan rasa kantuk ini. Ah, barangkali cuaca memang mendukung untuk tidur. Saat ini Saya berada di Wonosobo, wilayah dengan dataran tinggi menjulang. Disini Matahari sungkar sekali muncul, hanya sesekali mengintip lalu hilang lagi. memang bukan pertama kali saya kesini tapi tetap saja kulit tubuhku masih sensitif untuk bersetubuh dengan dingin. Brrrr.

Jum'at (09/03/2012), Agenda pelatihan jurnalistik di salah satu SMP di Wonosobo, pada pukul 13.00 terpaksa di undur. Lupa. Penyakit manusia ini menjadi penyebabnya padahal kita sudah siap. Setiba-nya di sekolahan Kami langsung menuju kantor guru. Ruangan tampak sepi terlihat seorang lelaki keluar dari pintu dalam, masih muda tak segan Ia langsung mengajak berjabat tanggan, setelah ngobrol sekitar 5 menit ternyata Ia bukan salah satu guru di tempat ini melainkan seorang penyiar Radio Wonosobo. Hah Penyiar? baru sadar kalau pelatihan jurnalistik di SMP ini bekerja sama dengan Radio lokal. Maklum terkait tempat dan kerja sama sudah di handdel oleh Kipli (salah satu panitia asal Wonosobo) jadi kita tinggal ngisi aja *pasang wajah sok artis. hahaha

Guru yang kita cari belum juga muncul.
"Di telpon saja" pinta salah seorang teman kepada Kipli untuk menghubungi guru tersebut via handphone.
"Sudah Nyong hubungi beberapa kali tapi belum diangkat, mungkin sedang dijalan." Jawab Kipli dengan logat Wonosobo, Meski Ia merupakan Pendatang tapi cengkok bicaranya sangat lancar. Ia asalnya dari Lampung dan saat ini sedang Kuliah di Kampus UNSIQ Wonosobo.
Tak selang beberapa lama seorang lelaki paruh baya masuk kantor Guru, menjabat tangan. Kata 'orang tua': dengan berjabat jangan selain bentuk penghargaan juga bisa menghilangkan dosa. Untuk alasan yang terahir saya tidak ingin melegalkan. hehe

Kami dipersilakan duduk, "Dari Matapena Jogja ya?" Kata guru tersebut (Lupa Namanya)
Serentak menjawab, "Iya." ada pula yang hanya menganguk.
"Jadi gini" guru tersebut memulai percakapan, "Sebelumnya Saya mohon maaf, Saya tadi pagi lupa mengumumkan kalau  (pukul 13.30) ada pelatihan menulis. Sekarang, siswa-siswi sudah pulang semua." ungkapnya datar. Tak tampak rasa bersalah di wajahnya.
Setelah ngobrol kesana-kemari acara di undur esok harinya (Sabtu, 10/03).
Jadwal hari sabtu bertambah, menjadi dua sekolahan.

Lapar menghentikanku untuk menulis ini.
Kaburrrrr.

Hingga Malam menjemput

Comments