Kacamata atau Sayuran?

Dua hari lalu, tepatnya hari rabu (17/04), saya diantar teman untuk periksa mata, kebetulan temanku juga mau benerin kacamatanya. Alhasil kita pun menuju optik di daerah dekat kampus UIN. Sesampainya di lokasi, temanku langsung bercakap-cakap dengan penjaga optik (satu lelaki dan satu perempuan). Temanku yang sudah menjadi langganan tempat ini, menjadikan suasana rame dengan candaan.

Setelah kacamata temanku selesai di servis dan dibersihkan, kini giliran saya di periksa. Entah apa nama alatnya, saya diminta melihat sebuah lensa.... dari alat tersebut, lantas pindah ke ruang periksa, saya diminta untuk memakai kacamata yang sudah dipakai beberapa lensa. Saya diminta baca huruf-hurus yang berbeda ukurannya dari jarak sekitar lima meter. Ketika saya agak kesulitan membaca, seketika itu kaca lensa langsung diganti. Tak membutuhkan waktu lama, hasilnya sudah diketahui, bahwa mata saya -sisi kanan- minus setenggah sedang yang -sisi kiri- minus 0,75. Melihat hasil itu, sang penjaga optik yang oleh teman saya dipanggil Mas Bro ini menawarkan untuk memakai kacamata dengan harga 250 ribu.

Karena saya masih kurang faham terkait efek positif dan negatifnya pakai kacamata, saya memutuskan untuk memikirkan dulu terkait penawaran di atas.

Sebelumnya, malam hari saat mengendarai kendaraan motor, kepala saya merasa pusing dan penglihatan agak kabur, apalagi kalau dibuat baca. Jadi keesokan harinya saya memutuskan untuk memeriksa mata.

Sekarang, agar penglihatanku kembali normal pilihannya hanya dua: Makan sayuran yang banyak atau pakai kacamata??? Dan saya pun masih belum memilihnya.

Comments