Sebagai mahasiswa masalah hutang dan menghutangi pastilah sudah biasa, apalagi tiap ahir bulan, seperti hantu getayangan. Apalagi saya seorang mahasiswa semester ahir (biar terkesan mau lulus, hehe) meski tidak sepenuhnya tergantung sama orang tua, sering juga terjerumus ke lembah hutang-menghutangi.
Dari berbagai pengalaman, kalau hutang sama orang itu rasanya enak tapi saat waktu mengembalikannya terkesan kita mendadak amnesia. Dari itu juga perihal hutang-menghutangi bisa mengakibatkan timbulnya permusuhan (Meski yang melakukan saudarah sendiri). Dulu saya ketika menghutangi seseorang saya pasti berharap agar uang itu dapat kembali, bahkan ketika sahabatku sendiri yang hutang dan tidak mengembalikan saya pasti marah (dengan diam). Tapi, lambat laun waktu berjalan, saya menyadari bahwa ketika meminjamkan uang ke orang, saat itu juga saya ikhlas uang itu tidak kembali. Saya mengangap jika kita tidak ikhlas sejak awal mending tidak usah menghutangi. Jadi tidak akan timbul permusuhan dikemudian hari.
Saya teringgat perkataan guru MTS (setara SMP) saya, beliau mengatakan "Rezki sesorang sudah di atur, yang membedakan orang satu dengan lainnya adalah cara mengambilnya." saat itu dijelaskan juga, bahwa sebenarnya pencuri itu mengambil rezki dengan cara salah dan pada hakekatnya dia mencuri duitnya sendiri.
Lantas bagaimana kaitannya dengan hutang-menghutangi? dari penyataan di atas, bagi saya jika dikontekskan dengan hutang-menghutangi itu berarti ketika kita menghutangi seseorang dan tidak dikembalikan itu ibarat kita sedang menabung. Sedang jika kita hutang dan tidak mengembalikan, itu seperti mengambil uang kita yang jatuh dikotoran sapi dengan mulut.
Jika kita diposisi orang yang menghutangi, dinikmati saya keadaan jengkel-emosi-marah dengan menertawakan kebodohan diri sendiri, bila belum cukup untuk menghilangkan perasaan di atas teriak saja JANCUK atau sejenisnya (hanya sebagai pelampiasan) habis itu pasti lega. Tapi jangan sekali-kali bilang Jancuk pada orangnya langsung, bisa-bisa terjadi Smackdown. haha
Perlu diinggat bahwa dengan menghutangi anda telah mengurangi angka orang kelaparan seperti SAYA. Selamat Mencoba !!!
Dari berbagai pengalaman, kalau hutang sama orang itu rasanya enak tapi saat waktu mengembalikannya terkesan kita mendadak amnesia. Dari itu juga perihal hutang-menghutangi bisa mengakibatkan timbulnya permusuhan (Meski yang melakukan saudarah sendiri). Dulu saya ketika menghutangi seseorang saya pasti berharap agar uang itu dapat kembali, bahkan ketika sahabatku sendiri yang hutang dan tidak mengembalikan saya pasti marah (dengan diam). Tapi, lambat laun waktu berjalan, saya menyadari bahwa ketika meminjamkan uang ke orang, saat itu juga saya ikhlas uang itu tidak kembali. Saya mengangap jika kita tidak ikhlas sejak awal mending tidak usah menghutangi. Jadi tidak akan timbul permusuhan dikemudian hari.
Saya teringgat perkataan guru MTS (setara SMP) saya, beliau mengatakan "Rezki sesorang sudah di atur, yang membedakan orang satu dengan lainnya adalah cara mengambilnya." saat itu dijelaskan juga, bahwa sebenarnya pencuri itu mengambil rezki dengan cara salah dan pada hakekatnya dia mencuri duitnya sendiri.
Lantas bagaimana kaitannya dengan hutang-menghutangi? dari penyataan di atas, bagi saya jika dikontekskan dengan hutang-menghutangi itu berarti ketika kita menghutangi seseorang dan tidak dikembalikan itu ibarat kita sedang menabung. Sedang jika kita hutang dan tidak mengembalikan, itu seperti mengambil uang kita yang jatuh dikotoran sapi dengan mulut.
Jika kita diposisi orang yang menghutangi, dinikmati saya keadaan jengkel-emosi-marah dengan menertawakan kebodohan diri sendiri, bila belum cukup untuk menghilangkan perasaan di atas teriak saja JANCUK atau sejenisnya (hanya sebagai pelampiasan) habis itu pasti lega. Tapi jangan sekali-kali bilang Jancuk pada orangnya langsung, bisa-bisa terjadi Smackdown. haha
Perlu diinggat bahwa dengan menghutangi anda telah mengurangi angka orang kelaparan seperti SAYA. Selamat Mencoba !!!
persis dgn yg ane rasakan saat ini sob.
ReplyDeleteKata JANCUK memang melegakan.
Haha
... Anonim
ReplyDeleteRasamu juga rasaku. ihik
salam sahabat