Lebaran dan Ingatan masa lalu

Mumpung masih syawalan, Mohon Maaf Lahir dan Batin ya.. maafin saya ya. hiks

Seperti biasanya, saat lebaran banyak sanak saudara yang berkunjung ke rumah. Meski tahun ini lebih sepi dibanding tahun lalu, semenjak nenek (dari jalur ibu) meninggal tahun lalu, kini di rumah tinggal enam orang; Bapak, Ibu, saya dan tiga kurcacil. Bapak dan Ibu bukan termasuk orang yang tua-tua amat jadi yang kesini ya keluarga yang masih lebih muda dari bapak atau ibu. Sedang anak nenek yang lebih tua dari ibu, yang kini ada di Lamongan dan Sidoarjo sudah tidak kesini lagi.
Hidup memang terus berjalan, mungkin saatnya keluarga sini yang berkunjung ke rumah saudarah yang lebih tua. Sebelum yang muda lupa pada saudaranya. Huhu

Ada satu orang yang selalu mengingatkanku pada masa kecil, hal yang membuatku bangga berada di keluarga ini. Namanya Bikkah, beliau adalah saudara ibu yang kaya. Namun tidak punya anak. Dulu sering nenek bercerita kalau saat saya masih kecil, Bikkah ingin mengadopsi saya sebagai anaknya. Hingga tiap kali Bikkah yang tinggal di Sidoarjo berkunjung ke sini, beliau sering bawa banyak mainan untukku. Tapi, orang tua saya tak mengizinkan saya di adopsi. Meski oleh saudaranya sendiri.

Waktu berjalan sangat cepat, kini saya sudah dewasa (menurut umur bukan tindakan, hihi) jadi pas lebaran kemarin saya gunakan untuk ke saudara yang ada di Lamongan dan Gresik kota.

Satu hal yang sering ditanyakan, sudah kerja di mana?
"masih kuliah" jawabku dan tidak mencoba menerangkan kuliahku.

Jarang sekali saya membicarakan kuliah, sama orang tua aja jarang. Kecuali ditanya. Selama kuliah 4 tahun dapat beasiswa pun saya tak ceritakan. Biar nanti adik-adikku pas kuliah gak dibanding-bandingin sama kakaknya.

Kembali ke Lebaran...
Semenjak semakin mudahnya alat komunikasi baik HP maupun lainnya, kegiatan silaturahmi atau berkunjung dengan saudara semakin sedikit. Mungkin juga, sudah kondis zamannya begini. Mendidik kita menjadi malas. Kalau di daerah rumahku, tradisi keliling ke tetangga dilakukan pas waktu malam, biasanya habis magrib. Yang rame biasanya anak-anak, apalagi pas unjung dapat duit senengnya minta ampun. Bisa-bisa rumah orang yang memberi duit itu didatangi lebih dari satu kali.

Mengecat rumah serta menganti perabotan rumah menjadi tradisi sendiri. Ibu-ku adalah salah satu orang yang menjalankan tradisi ini (kayak agama aje). Tiap kali mau lebaran, pasti sibuk ini-itu. Saya sih tersenyum aja, yang penting ibu senang.

Lebaran datang, lebaran pergi
Semoga kita masih bisa bertemu tahun depan

Comments