Menjadi Diri Sendiri

-Tuhan mengabulkan muatan pikiran saya untuk "tidak eksis" : sehingga saya hampir tidak sempat menjadi diri saya sendiri, melainkan menjadi seseorang menurut orang yang memandang saya, membayangkan saya, menyangka-nyangka saya, mempeta-petakan saya sesuai latar belakang dan subyektivisme mereka masing-masing. Adapun Saya "Ketelingsut" di pojok hati sunyi saya sendiri.- Cak Nun, dalam buku Jejak Tinju Sang Kiai, Xi.

Saya merasakan hal sama, saya sering ter'perangkap' seperti apa yang di kehendaki orang tua. Di tuntut ini-itu, demi masa depan lah, demi kebaikanmu lah, atau lainnya... ini bukan soal menyalakan orang di luar diri saya. Tapi lebih bagaimana saya mencoba berkenalan dengan diri saya sendiri, dengan Khanif Rosidin.

Saya benar-benar harus meloncat ke luar dan menjauh dari pagar, harus mundur sekian langkah. Harus mengambil jarak sejauh-jauhnya dari kerajaan dunia yang sudah hampir mutlak menindas manusia, memanipulasi kemanusian, menghina obyektifitas. Merendahkan nilai-nilai yang sesungguhnya merupakan satu-satunya tanda manusia menjadi bukan binantang, bukan hewan atau setan.

Bukan masalah jarak yang akan diambil, dekat, agak jauh, jauh... tapi bagaimana kita mengenali diri kita sendiri. Bukankah 'Tuhan' ada juga dalam diri kita sendiri. Semua ada dalam diri kita sendiri. Baiknya kita lakukan sendiri dulu...


Comments