Review The Skin I Life In (2011)

Poster film (foto/blogger)
The Skin I Life In- Kemarahan yang tidak dapat dikontrol dapat menjadi bomerang. Setidaknya itu yang tergambar pada sosok Dr. Robert Ledgard, seorang Ilmuwan.

Semua bermula dari kecelakaan mobil istrinya, sebagian besar tubuh istrinya mengalami luka bakar. Dengan sekuat tenaga dan pikiran Robert berusaha membuat istrinya sembuh dan hidup seperti sedia kala. Hari berganti bulan. Lamban laun kondisi istrinya mulai membaik. Sampai pada suatu ketika hal yang tidak diinginkan terjadi. Sang istri melihat wajahnya di kaca jendela seperti monster, tak lama kemudian ia loncat dari jendela lantai 2 rumahnya dan seketika itu meninggal ditempat kejadian.

Beberapa uji coba dilakukan Robert guna membantu para korban luka bakar. Menurutnya, wajah menindentifikasi diri kita. Jadi Untuk korban kebakaran, tidak cukup hanya menyelamatkan hidup mereka. Tapi perlu juga memperbaiki wajahnya meskipun itu berasal dari mayat.

Permasalah kembali muncul, mana kala Norma, anak satu-satunya Robert, diperkosa oleh Vicente saat acara pesta teman Robert.

Pemerkosaan ini membuat Norma trauma berat. Ia dibawa ke psikiater. Namun tak berselang lama anak satu-satunya tersebut meninggal dunia.

Kepergian anaknya membuat Robert dendam dengan sang pelaku (Vicente). Dilakukanlah rekayasa kecelakaan Vicente. Motor yang dikendarai Vicente ditemukan di tebing laut. Kepolisian pun menganggap Vicente telah meninggal. Padahal Vicente sebenarnya di culik oleh Robert.

Robert mengajak teman-temannya untuk datang ke rumah dan melakukan operasi pergantian alat kelamin pada Vicente, yang sebelumnya sudah dibius.

Operasi pun berhasil. Vicente kini memiliki alat kelamin perempuan. Penderitaan Vicente yang kemudian dipanggil Vera tidak hanya sampai disitu. Tubuhnya seperti mainan Robert. Dadanya diberi payudara, kulit serta wajahnya diubah. Ia sukses mensintesis kulit Vera menjadi kulit yang tahan bakar dan gigitan nyamuk.

Ia seperti dipenjara. Tidak bisa keluar kemana-mana. Hanya tinggal di kamar. Segala kebutuhannya disediakan Marilia (pembantu Robert). Marilia sebenarnya adalah ibu kandung Robert. Hanya saja Robert tidak mengetahuinya.

Keadaan berubah ketika salah satu anak Marilia datang mengunjungi ibunya. Lebih tepatnya mencari tempat sembunyi dari kejaran polisi. Saat sedang di rumah Robert itu, anak Marilia melihat Vera. Niat untuk berbuat jahat pun muncul. Sang ibu yang melarang anaknya untuk ke kamar Vera. Namun ia tetap ngotot dan akhirnya mengikat Marilia.

Kamar-kamar digeledah. Sampai ia menemukan kamar Vera. Ia memperkosa Vera. Disaat yang sama Robert datang. Melihat "mainananya" disakiti. Robert langsung menembak mati pemerkosa itu.

Dari rasa kekhawatiran inilah. Robert akhirnya suka pada Vera. Beberapa peristiwa membuat Robert semakin sayang. Sampai ketika, teman Robert datang ke rumah membawa koran berisi berita penculikan seorang pemuda.

Vera sadar, meskipun Robert baik padanya, tapi dia tidak dapat memungkiri bahwa Robertlah yang membuat hidupnya berantakan. Vera mengambil pistol yang berada di dapur dan menembakannya pada Robert serta Marilia.

Titik klimaks dari cerita ini terjadi ketika Vera datang ke rumah, yang sekaligus toko keluarganya. Vera bercerita tentang kejadian pahit yang dialaminya kepada Ibu dan saudara perempuannya.  

Comments